Sabtu, 15 Maret 2014

POTENSI BESAR KOMPUTASI AWAN DALAM UPAYA PENGUATAN SIN



Untuk mewujudkan Gerakan Membangun Sistem Inovasi Daya Saing dan Kohesi Sosial di seluruh wilayah nusantara (Gerbang Indah Nusantara) diperlukan adanya pengembangan infrastruktur TIK dan pengembangan jaringan sistem inovasi nasional (SIN), dalam konteks kerjasama antar entitas terkait. Diantaranya yaitu Usaha Kecil Menengah (UKM), universitas dan pemerintah daerah. Inisiatif yang sudah ada dapat dikembangkan secara bertahap, mengingat di Indonesia terdapat 524 pemerintah daerah dengan masing-masing UKM yang ada di dalamnya, 3.000 lebih universitas dan banyaknya lembaga maupun entitas lainnya, ungkap Deputi Kepala BPPT Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT), Tatang A Taufik dalam diskusi panel Government Cloud pada acara FutureGov Indonesia 2012, di Jakarta (21/2).

Memang menurut Tatang, diakui bahwa tingkat adopsi teknologi di Indonesia masih rendah, bahkan di antara negara-negara ASEAN dan negara tetangga Malaysia sekalipun. Penggunaan platform, kebutuhan maupun jenis layanan yang berbeda-beda menjadikan implementasi semakin rumit di sisi teknis.  Dalam konteks memperkuat  SIN, komputasi awan berpotensi memberikan kontribusi besar dan diharapkan inisiatif kecil yang dimulai BPPT mendapat sambutan dan dapat diperluas lebih jauh lagi.  Contoh yang paling sederhana adalah sharing kisah sukses. Stabilitas dan skalabilitas dari sistem merupakan dua elemen penting yang harus diadopsi, jelas Tatang.
Diskusi Panel Government Cloud sendiri menekankan pada dominasi sektor publik dalam pemanfaatan komputasi awan dan bagaimana bagian TI di pemerintahan seharusnya bersikap terhadap kondisi tersebut.  Beberapa tema yang kemudian dibahas mencakup arahan dan batasan dalam proyek komputasi awan pada sektor publik, pengaturan kebutuhan internal pemerintah untuk aplikasi komputasi awan, dan mengharmonisasikan komputasi awan antar pemerintah.
Sesaat sebelumnya saat membuka diskusi, Srinath Chakravarthy dari National Institute for Smart Government, India, memaparkan kondisi implementasi komputasi awan di India yang masih jauh dari kondisi ideal dan masih banyaknya proses yang masih bersifat on-going. Terdapat dua faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan kebijakan dan panduan, yaitu mekanisme membeli layanan dari penyedia yang telah disertifikasi dan isu-isu terkait keamanan data yang digunakan sebagai dasar membangun solusi spesifik dari kondisi nol, unique ID project serta intra government cloud, urainya.
Konferensi tahunan FutureGov Indonesia 2012 merupakan pertemuan penting bagi para pejabat tinggi Indonesia dengan mitra internasional dari ASEAN, India, Korea, dan Australia untuk mendiskusikan pendekatan baru menuju modernisasi kepemerintahan dan untuk mendapatkan solusi dari kendala-kendala umum. Forum FutureGov Indonesia 2012 fokus pada peluang mengenai Data Centres, Cloud Computing, Mobile Government, Information Security, National  Identity System, serta Business Intelligence. FutureGov Forum Indonesia 2012 yang diselenggarakan oleh FutureGov majalah Asia Pasifik, menampilkan perkembangan baru dalam sektor jasa pengiriman publik dari seluruh dunia, dan menyediakan platform untuk pegawai negeri Indonesia untuk bertemu dan berinteraksi dengan rekan-rekan mereka baik di lingkungan nasional maupun internasional.
Dalam FutureGov Forum Indonesia 2012 kali ini selain terdapat diskusi panel mengenai Government Cloud, juga terdapat tiga diskusi panel lainnya yang membahas masing-masing tentang Mobile Government, Leveraging Big Data, dan Information Security. Narasumber dari berbagai lembaga nasional dan internasional pun dihadirkan dalam forum tersebut.  (SYRA/humas)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar